Ketahuilah,
sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat
merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya?
MARAH dan emosi adalah tabiat manusia. Oleh karena itu,
agama memerintahkan kita untuk mengendalikan kemarahan itu, agar tak sampai
menimbulkan dampak negatif.
Dijelaskan
secara medis, marah berlebihan dapat memiliki dampak serius pada kesehatan
seseorang. Ketika marah, tubuh seseorang akan melepaskan hormon-hormon stres
seperti kortisol dan adrenalin. Bila terlalu banyak, hormon tersebut dapat
meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan masalah kesehatan.
Saat marah,
kita akan merasa jantung berdebar dan bernapas lebih cepat. Bila marah tingkat
tinggi, akan terjadi ketegangan di bahu atau bahkan hingga mengepalkan tangan.
Jika mengalaminya, Anda sebaiknya segera mengendalikan diri agar tidak
berlanjut.
Menahan
marah itu memang bukan pekerjaan mudah. Karenanya Nabi mengumpamakan orang yang
dapat mengendalikan kemarahan dan emosinya, sebagai orang terkuat.
Berikut
beberapa cara untuk meredam kemarahan, sesuai petunjuk Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi Wassallam:
2. Berwudlu. Rasulullah
bersabda, “Kemarahan itu dari setan, sedangkan setan tercipta dari api, api
hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah.” (HR. Abu
Dawud).
3. Mengubah
posisi. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Kalau kalian marah
maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah.” (HR. Abu
Dawud).
4.
Diam. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah.” (HR. Ahmad).
5. Bersujud, artinya
shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuah hadits dikatakan “Ketahuilah,
sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat
merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa
yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah
(sujud).” (HR. Tirmidzi).
Oleh : Uswatun Hasanah, MA 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar